Jumat, 07 Oktober 2016

bongkar- bongkar file lama. CERPEN

eh ini dia satu cerpen yang saya dapat saat bongkar-bongkar file lama.
masih terlalu melek sastra sih waktu itu (waktu itu? kapan? sekarang juga masih samar-samar tuh. ... hehe.)
maklum aja ya, ni cerpen ditulis waktu kelas 6 sd tahun 2007 untuk diikutkan dalam ajang lomba cipta cerpen FAM indonesia, eh pas dikirim langsung dapat balasan dari panitia.
Gini nih isinya

Salam, mohon maaf naskah cerpen yang Anda kirim sudah melampaui batas waktu yang telah ditentukan. Terima Kasih.


Admin FAM.

nyesek banget kan. 
hadeh, udah deh dibuang sayang . ini dia cerpen karya Rizal Efesus Jr 2007.

SEDIHKU BAHAGIAKU

Gadis putih gemuk itu tertegun seketika ia menangis dan kadang menjerit seperti seorang istri yang ditinggal pergi pasangannya. Di kerumunan orang banyak seperti ini, suara tangisan sebegitu keras, pastinya masih kedengaran walau secuil. Sesekali dia membentak spontan, tanpa ada yang melakukan aksi padanya. Tanpa berpikir realistis, dia tidak peduli akan hipotesa-hipotesa yang dimuntahkan oleh orang-orang yang disekitarnya. Ia menangis seakan-akan ada sesuatu yang telah melumat keinginan dirinya. Ya ! seperti hatinya teriris iris oleh sayatan belati yang tajam.
           
Tapi, tunggu dulu. Jika aku melihat wajahnya yang tak berkomedo dan tak bernoda itu, sepertinya aku pernah bertemu dengannya. Atau mungkin itu hanya perasaanku saja. Tetapi, tidak. Ya, aku ingat sekarang, aku pernah bertemu dengannya. Mengulang kembali pada hari-hari sebelumnya. Waktu itu, tepatnya hari rabu 3 hari yang lalu saat ujian penerimaan siswa baru di SMA ini. Aku ditempatkan pada ruang 5 sebagai ruang ujianku. Dan gadis putih yang subur itu, tepat berada di sebelah kanan mejaku. “ujian nggak ujian, tetap aja aku bisa masuk ke sekolah ini, dan duduk di kelas favorit disekolah.” “loh, kenapa wi ?, yang dinyatain masuk ke sekolah ini kan hanya yang lulus seleksi ujian masuk.” “idih kayak kamu nggak tahu aja din, papaku kan punya duit banyak. So, kalau ntar nggak lolos seleksi ujian masuk kan bisa disogok pakai duit.” Sekira begitulah dialog antara gadis putih yang disebut wi itu dengan temannya sebelum ujian dimulai. Entah itu namanya dewi, tiwi, dwi atau siapapun itu, aku tidak tahu. Bukannya karena sombong atau hal apapun. Tetapi, karena aku melihat sepertinya gadis itu bukan orang yang bersahabat dan sombong. Karena itu, aku tidak ingin terjadi sesuatu dampak jika aku menegurnya, lebih baik diam bagiku waktu itu.
           
Sekolah ini, merupakan sekolah favorit di kota ini, bahkan namanya sudah dikenal di Nasional. Banyak orang yang mengejar untuk menjejakkan kaki disekolah ini, terutama kaum elite. Adapun orang biasa dan sederhana seperti aku yang bersekolah disini adalah karena beasiswa berprestasi kurang mampu yang diberikan pemerintah. Karena itu, aku berharap untuk bisa menjadi bagian dari sekolah ini, walau dengan perekonomian keluargaku yang sangat tidak mencukupi. Begitu pun dengan gadis itu, dia sangat ingin untuk menjadi tubuh dari sekolah ini.
           
Saat ku lihat dari keseluruhan penampilannya, sepertinya dia memang orang berada yang serba kecukupan. Dengan kulit putih yang tidak berbekas sedikitpun, sepatu booth hitam yang bermerek kelas atas, dan gadget keluaran terbaru ditangannya. Setelah aku mendengar banyak berita dan isu bersileweran, ternyata dia anak seorang pejabat di suatu lembaga. Dalam hati aku bergumam “ terang saja dia berkata seperti itu dengan mendulang gembira, karena dia buah hati seorang petinggi.”
           
Sepanjang hari seleksi ujian, dia selalu berjalan berdampingan dan bergerombolan dengan kawan – kawannya yang mungkin sudah dia kenal sejak lama. Mengeluarkan satu, dua, tiga, hingga tak terhingga kata dari speaker berpagar putih miliknya. Yang mungkin satu demi satu kata itu, jatuh tertinggal dan terpijak dilantai. Mendeskripsikan harta dan kemewahan yang bukan miliknya, melainkan orang tuanya.
            Ya, tak ayal lagi jika dialah gadis itu. Hari ini, aku melihat keceriaan dan kegembiraan kemarin telah diterabas oleh kesedihan yang diakibatkan dirinya.


Tak terkira rasa senang dalam diriku, saat melihat papan pengumuman hasil seleksi ujian masuk yang sejak tadi ada di hadapanku. Ku lontarkan senyum bahagia dan sedih pada ibu disampingku, dan beliau pun sama. Tetapi, di bagian hati lainnya, aku ikut bersedih dan duka atas gadis itu. Dalam hati, aku kembali bergumam “ mungkin Tuhan mempunyai jalan dan keindahan di lain waktu bagi dia”, sambil berjalan menyusuri lorong menuju gerbang keluar dari suara bingar ditempat ini bersama ibuku. Meninggalkan gadis yang bergelimangan air mata itu, bersama keinginan dan hasrat duniawinya. Di sepanjang jalan menuju gerbang aku mendengar banyak omongan dan sayup sayup dari orang-orang yang mana bahwa pihak sekolah tidak menerima sogokan dalam bentuk apapun dan sebesar apapun nilainya. Mendengar seruan itu, aku melemparkan sedikit senyum bangga kepada orang-orang sekeliling, dan kepada sekolah ini. Dan aku berharap, semoga kebersihan dan pertolongan, juga keselarasan dalam pendidikan dan sosial ini tetap mengalir di darah negeri ini, sampai senja tak lagi menyinggahi bumi.

Kamis, 06 Oktober 2016

BATIK (sebuah puisi untuk memperingati hari BATIK nasional 02 OKTOBER 2016)

                        BATIK

memulai karya di seni tradisi untuk inovasi
mengembaangkan luasnya cara untuk berdedikasi
disepanjang alur yang bermukim diabad- abad masa
menyulam "amba" dan "titik" dengan makna
sumringah hamba yang mengena bagian budaya itu
menuliskan atau menerakan malam pada kain pilihan
BATIK
penanda kebijaksanaan dan tata krama kesantunan
penanda kebangsaan kebudayaan pribadi insan sosial
BATIK
cara kecil untuk mencintai negeri yang berarti besar
cara kecil untuk memelihara masa yang agar tidak terbuang
BATIK
warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi
BATIKku, BATIK itu, BATIK kalian, BATIK mereka
BATIK bule, BATIK wisata, BATIK afrika, BATIK kutub utara
takkan luka asal-usul, takkan keluar dari budaya
tetap satu dalam BATIK INDONESIA, BATIK DUNIA
BATIK





Rabu, 05 Oktober 2016

Menulis kembali, Merintis lagi, Mencoba berbagi, Menjadi tinggi

Salam Blogger.
Ayam bertengger.
diatas ember.
sampai teler.
bibir doer.
ingus meler.
ih jorok ter..... lalu banyak.
terlalu tua.
terlalu berbelit.
terlalu lama ( sendiri, sudah terlalu lama aku sibuk sendiri, tak pernah singgah di blog ini, jahatnya.terlalu lama sendiri, sudah terlalu lama aku sibuk sendiri, tak pernah mengisi blog lagi, amnesia.) hehe...
    nggak lucu ya? Maafken.  (Pikachu lagi kehabisan obat.)
Pikachu? Monyongmu!
      200 tahun guys. 200 tahun tak menyentuh bahkan melirik blog ini.
Hoax...ax...ax....ax... (uhuk... uhuk... batuk di koma aja). Stres berat lu zal !!! maklum pengaruh kelamaan meditasi di belantika amazon yang entah dimana.
     ralat... lat...lat ...lat...lat...lalat...
     2 tahun.
    2 tahun nggak menulis diblog rasanya kayak 2 tahun nggak makan nasi ( bohong). Nggak perlu tahu deh alasan saya selama 2 tahun nggak menulis di blog. "Siapa juga yang mau tahu zal? kasihan banget deh kamu, jangankan mau tahu, ada aja nggak yang pantengin atau bahkan sekilas ngelirik alamat blog kamu di Google yang (mungkin) ada di posisi paling akhir blogger google. 
      NGELIRIK. NGELIRIK ALAMAT BLOG.
    Bahkan nggak dibuka, cuma dilirik. PARAH.
     How pity you are? nggak usah jadi penulis deh. Ganti profesi aja. NGGAK COCOK. hehehe....
Lanjut.
     Hal terpenting yang kalian (kalau ada yang singgah di blog ini ya. mudah-mudahan aja), harus tahu bahwa saya sebenarnya cuma break menulis blog di situs blog saya. Dilain tempat saya masih setia dan rajin menulis, sekaligus berlatih menulis didunia nyata dan menuangkannya (kayak soup aja) didalam buku-buku catatan saya.
Bahkan. Saya sudah banyak sekali menelurkan karya-karya tulisan, utamanya fiksi (cerpen dan puisi). (kayak kehidupan yang fiksi ini). Sedang merintis dan berlatih menulis novel. Karya- karya puisi dan cerpen saya tuangkan dibuku yang berjajar di rak buku dalam kamar saya. ITU.. tu.. lihat... noh (kalau kalian punya layar terkembang berlapis mata kaca tembus dua dunia (ngawur) kalian bakal tetap nggak bisa lihat buku itu. pasti.) peace. Yang jadi masalahnya karya-karya itu MASIH BARU DITELURKAN, belum menetas dan bahkan belum dierami.
    yang menjadi dorongan saya untuk kembali menulis di blog ini adalah pengaruh karya-karya sastra yang sedikit banyak sudah saya koleksi, seperti novel, kumpulan cerpen dan puisi, pun karya non-fiksi juga film dan drama. mungkin saya akan me-review dan meresensi beberapa diantaranya dalam blog berikutnya dan juga di situs BLOG BARU SAYA. ini nih ALAMATNYA http://rizalefesus.blogspot.co.id/. (wajib singgah ya, lebih wah ni kayaknya dan lebih lengkap ntar-nya). dan satu hal utama yang menjadi dorongan saya untuk menulis di blog kembali adalah untuk meniti karier kepenulisan saya hingga bisa dibaca umum, diterima, dikagumi dan ujung-ujungnya dilirik dan ditarik oleh penerbit untuk dikemas dan dipublikasikan dalam buku dan diedarkan nasional (AMIN). JACKPOT.
     Eh. Iya. Sekedar bocoran nih. Saya senang banget. banget senang. siapa yang nggak senang coba, sebentar lagi ada karya puisi saya yang akan diterbitkan bersama karya dari puluhan penyair Indonesia lainnya secara nasional diedarkan oleh salah satu penerbit( mungkin penerbit ini bisa dibilang belum terlalu besar sih, kalau dibanding Big Publisher kayak GPU, Bentang, Mizan, dan Lainnya).
   tapi, siapa coba yang nggak melonjak kegirangan, kalau tahu karier penulisannya segera dimulai dan diterbitkan. pertama kali pula.
    tunggu aja ya man teman, nanti saya kabari lagi. Pasti. Pantengin aja trus situs blog ini, dan situs blog baru saya http://rizalefesus.blogspot.co.id/(harus). (maksa banget lu dol.)
http://rizalefesus.blogspot.co.id/
Akhirnya saya ucapkan terimakasih lah buat yang ngunjungi dan sempat buka- buka situs blog saya ini. saya doakan sehat walafiat, berumur panjang dan mendapat paling tidak sedikit kecil energi atom positif (busyet) dari blog saya ini. 
saya menulis kembali, merintis lagi, mencoba berbagi, menjadi tinggi, dan terus berbagi.
Salam Blogger.
Salam Pena.